Home » » Kronologi Perang Mini Banyuning yang Mencekam

Kronologi Perang Mini Banyuning yang Mencekam

Selama dua malam berturut-turut, suasana di wilayah Kelurahan Banyuning, Singaraja, mencekam. Setelah Senin (2/1) malam terjadi duel dua warga di Gang Sanjaya, Selasa (3/1) malam terjadi aksi pelemparan dan perusakan rumah yang dilakukan oleh sekelompok warga.

Selain sebuah rumah rusak, kejadian pada malam itu juga mengakibatkan suasana di wilayah Banyuning dan sekitarnya mencekam. Jalan Komodo dan Jalan Gempol yang berada di wilayah itu ditutup, sementara warga berhamburan ke luar rumah. Untuk mengendalikan keadaan, Polres Buleleng menurunkan pasukan Pengendali Massa (Dalmas) dan TNI menurunkan pasukan Raider 900.









Hingga Rabu (4/1) kemarin, belum diketahui pemicu aksi pelemparan rumah tersebut. Sempat beredar informasi bahwa keributan itu berkaitan dengan duel antara seorang warga Banyuning dengan seorang warga Peguyangan yang terjadi Senin malam. Namun, ada juga yang mengatakan kejadian itu berkaitan dengan masalah politik menjelang pilkada. Apalagi, beberapa jam setelah terjadi perusakan rumah, beredar isu bahwa Posko Pemenangan Cabup/Cawabup yang berlokasi di Jalan Ngurah Rai Singaraja diserang oleh kelompok tertentu. Bahkan, pasukan Dalmas dan Raider 900 sempat melakukan penjagaan di posko yang lokasinya berdekatan dengan rumah jabatan Kapolres Buleleng tersebut.

Informasi di lokasi menyebutkan, aksi perusakan rumah yang dilakukan sekelompok warga itu terjadi pukul 19.55 wita. Sejumlah warga mengaku tak tahu, kenapa sekelompok warga tiba-tiba marah dan melempari sebuah rumah di Banyuning tersebut. Diduga, kemarahan warga disebabkan oleh ketersinggungan antarwarga yang terjadi sebelumnya. 

Saat kejadian, warga meminta penghuni rumah yang sebagian merupakan pengontrak itu untuk ke luar. Setelah warga penghuni rumah itu ke luar, kelompok warga kemudian melempari rumah tersebut. Selain itu, warga juga masuk ke rumah itu dan merusak pintu dan pot bunga. Akibatnya, 15 genting rumah itu rusak, 9 kaca jendela hancur, 3 pintu, sebuah pintu kamar mandi dan enam buah pot bunga juga rusak.

Usai aksi pelemparan, sebuah baliho yang berisi gambar salah satu pasangan cabup/cawabup pilkada di depan rumah itu, langsung diturunkan. Alasannya, agar kejadian itu tidak merembet ke masalah politik. Informasi tentang siapa pemilik rumah yang dirusak itu sempat simpang siur. Namun dalam laporan di Polres Buleleng, disebutkan pemilik rumah yang menjadi korban bernama Katrini Ari Dewi (29). 

Setelah terjadi perusakan rumah tersebut, suasana di Banyuning makin mencekam ketika sebuah kendaraan yang di dalamnya berisi beberapa orang datang mondar-mandir dan sopirnya menginjak gas keras-keras. Kontan saja warga kembali ke luar rumah dan mengejar kendaraan tersebut. Beberapa di antaranya sempat melempari mobil itu dengan batu sehingga mobil tersebut meluncur dengan cepat ke arah Jalan Pulau Komodo. Jalan di wilayah Banyuning pun dipenuhi oleh warga. Sejumlah warung yang semula masih buka, langsung ditutup pemiliknya. Untuk menghindari kejadian susulan, pasukan Dalmas langsung disiagakan. Sejumlah perwira polisi dan TNI juga ikut melakukan pengamanan.

Kabag Ops. Polres Buleleng, Kompol Ida Putu Wedana Jati, siang kemarin, mengatakan peristiwa malam lalu itu murni masalah intern warga di Banyuning. Pascaketegangan yang terjadi, situasi Banyuning hingga pagi kemarin sudah kondusif. Ruas jalan yang sempat ditutup juga sudah mulai dibuka kembali. Untuk menjaga situasi wilayah, pihaknya mengakui tetap melakukan koordinasi dengan pihak TNI. ''Kemarin, sejumlah pasukan TNI memang diturunkan untuk melakukan patroli gabungan, dan situasi sekarang sudah kondusif,'' paparnya.

Lurah Banyuning, Nyoman Sutapa, di Kantor Camat Buleleng, kemarin, mengatakan kondisi di Banyuning sudah pulih. Menurutnya, kejadian pada Selasa malam itu diakibatkan oleh perselisihan antarwarga dan bukan antara warga Banyuning dengan warga luar. Untuk itu, ia menyatakan menyerahkan penanganan masalah itu kepada polisi.

Camat Buleleng, Made Suyasa, mengatakan kejadian di Banyuning itu tidak berkaitan dengan masalah politik. Kalaupun ada baliho salah satu kandidat cabup/cawabup yang diturunkan di depan rumah yang dirusak, hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya salah paham yang bisa menyebabkan konflik politik. (kmb15)


Bali Post 

ARTIKEL TERKAIT:

Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Maskolis | Johny Portal | Johny Magazine | Johny News Copyright © 2011. Cuma Post | Cari Informasi Terbaru dan Terupdate Disini - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger